Pages

Selasa, 10 Desember 2019

POP ART WANITA BERPAKAIAN ADAT SUMATERA UTARA


Oleh Maharani


PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah


Istilah pop art berasal dari kata “popular art” yang merupakan aliran seni yang memanfaatkan simbol-simbol dan gaya visual yang berasal dari media massa yang popular. Pop art merupakan perkembangan seni yang dipengaruhi oleh transformasi budaya popular yang terjadi di masyarakat. Budaya materialisme  dan komersial pada kota metropolois seperti : Fotografi, film, model, desain, iklan tokoh idola, merupakan sumber inspirasi yang memotifasi gerakan ini.
Dari catatan sejarah sebelum pop art ada, seni adalah milik eksklusif orang-orang kaya, pintar, media, dan para seniman itu sendiri. Mereka menerjemahkan keindahan sesuai dengan teori-teori ideal mereka yang cenderung filosofis dan rumit. Lalu lahirlah abstrak ekspresionisme. Seperti namanya, keindahan suatu karya abstrak ekspresionisme tidak bisa dinikmati tanpa kita perlu berpikir dan mencerna.
Istilah Pop Art pertama kali lahir dari pena seorang kritikus Inggris, Lawrence Alloway pada akhir 1950an untuk menggambarkan apa yang ia lihat sebagai perubahan atidunal kontemporer pada subjek dan teknik seni. Pop art di desain berdasarkan masyarakat untuk masyarakat, walaupun hanya bisa dibuat oleh orang-orang tertentu. Popularitas pop art kemudian memudar di akhir era 60an setelah munculnya seni abstrak ekspresionis, namun kini pop art sudah mulai diminati lagi dan seni ini kini sangat hebat.
Dengan ini penulis menciptakan karya pop art dengan objek wanita berpakaian adat Sumatera Utara. Penulis tertarik untuk menjadikan Pop art Pakaian Adat Sumatera Utara sebagai tema dalam menciptakan karya desain grafis. Hal ini dikarenakan pop art pakaian adat masih jarang didesain atau diciptakan melalui desain garfis (Pop art). Pakaian adat Sumatera utara memiliki daya tarik yang begitu kuat dengan segala keunikan baik dari bentuk ornamen, warna, dan makananya yang ada pada pakaian adat Sumatera Utara.

B.       Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah pada pakaian adat Sumatera Utara, sebagai tema dalam menciptakan karya desain grafis.

C.       Rumusan Masalah

1.         Apa pengertian dari Pop Art
2.         Apa pengertian dari Pakaian adat
3.         Jenis pakaian adat Sumatera utara

D.       Tujuan Penulisan

1.         Menjelaskan pengertian dari pop art
2.         Menjelaskan pengetian dari pakaian adat
3.         Mendeskripsikan Etnis pakaian adat sumatera utara

E.        Manfaat Penulisan

1. Menjadi landasan konsep karya sebagai suatu proses kreatif dalam karya desain grafis yang penulis ciptakan.
2. Memberikan pengantar kepada pembaca untuk dapat memahami secara jelas mengenai pakaian adat Sumatera Utara.
3. Dapat memberikan sumbangan data kepustakaan khususnya dalam bidang desain grafis.
 

KAJIAN PUSTAKA

A.       Pengertian Pop Art

Pop art pada dasarnya berasal dari istilah popular Culture, yaitu sebuah ungkapan untuk menggambarkan sebuah budaya yang lebih berkaitan dengan hiburan, komersial, dan sifatnya non formal. Pop art adalah suatu gerakan dalam seni modern yang meniru metode, gaya, dan tema dari budaya populer dan media massa, seperti komik, iklan, dan fiksi ilmiah. Seni pop mendasarkan kepada penonton yang luas dan merupakan bentuk perluasan subjek seni yang berasal dari (kemasan) desainer grafik kemasan, tanda, billboard dan iklan.
Budaya pop tumbuh dari pertemuan beberapa kecenderungan dan kondisi sosial ekonomi pada masyarakat. Seni pop marak muncul pada tahun 1950-an. Budaya pop art munculnya ditandai dengan tidak adanya pengangguran, makin meningkatnya kesejahteraan masyarakat, gaya hidup konsumtif, dan longgarnya struktur kelas dalam masyarakat. Berubahnya pandangan dan kesejahteraan kaum muda dan beserta budaya protesnya, pengalaman dan kepekaan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada masa itu, seni hanyalah sesuatu yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan kelas atas, sehingga dengan adanya gerakan pop art seni dapat dinikmati oleh semua kalangan, mulai dari golongan bawah hingga golongan atas. Seniman pop art yang paling terkenal adalah Andy Warhol,. Andy warhol adalah seniman Amerika Serikat. Dialah yang mulai mempopulerkan pop art di Amerika dan seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia, gerakan ini dipopulerkan oleh Wedha Abdul Rasyid yang berhasil menciptakan teknik baru yang diakui dunia, yakni Wedha’s Pop Art Potrait (WPAP).

B.       Pengertian Pakaian Adat

Pakaian adat adalah kostum yang mengekspresikan identitas, yang biasanya dikaitkan dengan wilayah geografis atau periode waktu dalam sejarah. Pakaian adat juga dapat menunjukkan status sosial, perkawinan, atau agama.
Pakaian Adat Tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia dan banyak dipuji oleh negara-negara lain. Dengan banyaknya suku-suku dan provinsi yang ada di wilayah negara Indonesia. Maka otomatis pula banyak sekali macam-macam baju adat yang dipakai oleh masing-masing suku di seluruh provinsi Indonesia. Karena dari banyaknya suku-suku yang ada di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus dalam pembuatan ataupun dalam mengenakan Pakaian Adat tersebut.
Pakaian adat atau yang biasa disebut pakaian tradisional dari masing-masing provinsi ini memilki suatu cerita masing-masing. Warna dan rancangan pakaiannya sangat indah. Pakaian khas tersebut selain indah juga mempunyai arti tertentu. Untuk saat ini pakaian adat banyak yang tidak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya pakaian adat digunakan saat upacara adat. Upacara perkawinan dan saat memperagakan tarian atau pertunjukan daerah. Berikut ini beberapa nama pakaian adat di Indonesia.

C.       Pakaian Adat Sumatera Utara

Berikut jenis-jenis pakaian adat Sumatera Utara :

1.         Batak Toba
Suku batak Toba adalah masyarakat suku batak yang tinggal di daerah danau Toba Sumatera Utara seperti Tapanuli Tengah, Samosir, Toba Samosir, Hasundutan, Humbang dan lain-lain. Pakaian adat Sumatera Utara dari Batak Toba ini sangat khas dan terkenal yaitu pakaian adat yang menggunakan bahan kain khas bernama Ulos.
Kain ulos ini jenisnya juga bermacam-macam yang menjadi simbol dari orang Batak sendiri seperti kain ulos Bolean, ulos Mangiring, ulos Pinan Lobi-labu, ulos Antakantak, ulos Bintang Maratur dan ulos Pinuncaan.Jika dilihat dari siapa yang menggunakan kain ulos ini dan dipakai dibagian apa dari kain ini, kain Ulos juga mempunyai nama atau istilah penyebutan sendiri seperti Hande-bande kain yang dipakai oleh laki-laki pada bagian atas, Singkot pada bagian bawah dan yang dipakai pada bagian kepala namanya Bulang-bulang, Detat atau Tali-tali.

2.         Mandailing
Tapanuli Selatan selain didiami oleh suku Angkola juga didiami oleh suku Batak Mandailing termasuk Padang Lawas. Pakaian adat Mandailing ini dilengkapi dengan asesoris keemasan untuk mempercantiknya yang menjadikan pakaian adat ini berbeda dengan pakaian adat lainnya dari Batak.Baju adat Mandailing untuk kaum pria dianamakan baju Godang dengan dilengkapi oleh penutup kepala yang disebut dengan Ampu-ampu. Untuk perempuannya, baju yang dipakainya adalah baju Kurung dilengkapi dengan penutup kepala juga seperti pria yang disebut dengan Bulang.

3.         Karo
Kain yang digunakan untuk membuat pakaian adat Sumatera Utara dari suku Karo ini bukan kain Ulos tapi disebut dengan Uis Gara yang memiliki motif indah dan warna seperti merah, putih, hitam, keemasan yang khas. Bahan yang digunakan dalam membuat kain Uis Gara dari Batak Karo ini adalah dari kapas yang dipintal dan ditenun menjadi kain. Hasilnya cukup indah dan ciri khas yang dimilikinya cukup menonjol.

4.         Simalungun
Sesuai dengan asal daerah yang didiaminya yaitu kabupaten Simalungun yang menjadi nama dari suku yang berasal dari Sumatera Utara ini. Pakaian adat yang dimilikinya adalah memiliki persamaan dari ciri khasnya yaitu memakai kain Ulos seperti dari pakaian adat dari suku Batak lainnya. Untuk pakaian adat dari Simalungun ini memiliki warna yang cerah dan kain ulos yang digunakannya menggunakan bahan kain yang disebut dengan Hiou. Warna merah menjadi pilihan sebagai warna yang mendominasi dari pakaian adat ini.

5.         Melayu
Selain suku batak yang mendominasi daerah Sumatera Utara, ada juga suku Melayu yang tinggal di sana khususnya di daerah Langkat, Batu Bara, Tebing Tinggi, Medan, Binjai, Bedagai dan Deli Serdang. Karena tidak termasuk suku Batak, baju adatnya juga berbeda dari bahan kain dan bentuknya. Baju Kurung adalah nama pakaian adat Sumatera utara Melayu ini dan kainnya berasal dari kain songket. Bentuk yang dimilikinya sangat khas dari melayu mulai dari baju sampai asesoris dan penutup kepalanya. Tengkulak adalah nama penutup kepala untuk kaum pria yang melambangkan kegagahan dan dibuat dari kain songket. Untuk perempuannya baju Kurung khas Melayunya terbuat dari kain Sura atau Brukat dilengkapi dengan hiasan seperti kalung dan corak khas lainnya yang memiliki makna filosofi tersendiri bagi mereka.

6.         Pakpak Dairi
Pakpak Barat dan Dairi menjadi tempat tinggal suku Pakpak yang memiliki pakaian adat dengan berbahan kain yang disebut dengan kain Oles. Pakaian ini delengkapi dengan asesoris termasuk penutup kepala yang disebut dengan bulang-bulang, rante abak, ucang, borgot, tongket dan sebagainya. Untuk kaum lelakinya memakai baju yang namanya Merapi-api dengan bahan kain Beludru dan perempuannya bentuk pakaian yang dimilikinya mirip dengan pakaian Melayu. Kedua-duanya baju adat laki-laki dan perempuan ini dihiasi dengan manik-manik di krah lehernya.

7.         Nias
Suku Nias yang mendiami di daerah propinsi Sumatera Utara ini agak berbeda dengan pakaian adat Sumatera Utara pada umumnya karena berada pada pulau terpisah. Pakaian dari suku Nias ini tidak memakai kain Ulos sebagai bahannya seperti baju adat dari suku Batak tapi ciri yang muncul cenderung pada motif, corak dan warnanya. Ada perbedaan nama yang menambah keunikan pakaian adat suku Nias ini karena antara laki-laki dan perempuan memilki nama dan ciri yang berbeda. Untuk laki-laki dinamakan Baro Oholu dengan pakaian atasan yang disebut dengan Baru. Sedangkan perempuannya adalah Oroba Si Oli yang dilengkapi asesoris termasuk mahkota.


PEMBAHASAN


Pop Art Pakaian Adat Sumatera Utara sebagai Tema Karya Desain Grafis

A.       Implementasi Teoritis

Pop Art adalah sebuah gerakan seni yang muncul di Inggris pada tahun 1950-an di jaman-jaman awal post modern art. Jaman dimana semua orang mulai bosan dengan gaya Modern. Pop Art merupakan seni yang mendobrak batas-batas artian seni yang agung. Pada saat itu Seni hanyalah sebuah hal yang bisa dinikmati kalangan kelas atas, dan dengan adanya gerakan Pop Art, seni dapat dinikmati oleh semua kalangan. Mulai merebak di Inggris pertengahan 1950an dan di Amerika pada awal 1960an, Pop art fokus pada objek yang sering ditemukan sehari-hari dibuat dengan adopsi seni komersial. Sementara itu para seniman juga banyak mengadaptasi budaya populer seperti film layar lebar, komik, iklan, dan yang paling banyak, televisi.
Pakaian Adat Sumatera Utara Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki kekayaan tidak hanya suku dan tapi juga kekayaan budaya. Setiap suku memiliki ciri khasnya masing-masing mulai dari adatnya, rumah hingga pakaian adat. Seperti suku-suku di Sumatera Utara. Mereka memiliki pakaian adat Sumatera Utara yang berbeda-beda. Sumatera Utara sendiri terdiri dari berbagai macam suku. Antara lain suku Batak Toba, Melayu, Simalungun, Karo, Nias, Mandailing dan lain sebagainya. Dari semua suku tersebut tentu memiliki perbedaan dalam gaya berpakaian.
Dalam menciptakan karya seni, penulis mengambil tema Pop art Pakaian Adat Sumatera Utara. Yang mana difokuskan pada objek wanita yang berpakain adat sumatera utara. Penulis tertarik menjadikan berbagai macam pakaian adat ke dalam karya dengan teknik pop art.

B. Implementasi Visual


1. Medium dan Teknik
Berdasarkan hasil pengamatan dan pemikiran yang matang, maka dalam menciptakan karya seni ini penulis mengambil tema tentang wanita berpakaian adat yang diwujudkan ke dalam karya desain grafis (pop art).
Secara umum pakaian adat sumatera utara memiliki perbedaan, masing-masing suku di sumatera utara memiliki pakaian adat, yang mana setiap pakaian memiliki keunikan tersendiri dan memiliki makna pada setiap pakaian adat. Akan tetapi penulis menyajikan karya lebih fokus pada bagian wajah dan pakaian adat.
Medium merupakan suatu wadah yang digunakan untuk menuangkan ide pada sebuah karya sehingga membantu proses penciptaan karya. Penulis memilih menggunakan media digital karena ketertarikan penulis menciptakan karya dengan dunia digital, yaitu pop art.
Seni grafis adalah suatu teknik pengolahan gambar dengan menggunakan software desain. Seperti, Adobe Photoshop, Freehand, Corel Draw dan lain sebagainya. Kebutuhan manusia akan seni telah terjawab dengan banyaknya pilihan-pilihan software yang dapat digunakan untuk mewujudkan impian tersebut.

2. Konsep Bentuk

Bentuk yang dimaksud dalam karya seni ini adalah hasil keseluruan karya. Melalui proses pengamatan dan perenungan serta pemikiran yang matang dalam proses pembuatan karya ini, maka sesuai dengan tema yang telah diangkat penulis dalam menciptakan karya seni yaitu wanita berpakaian adat sumatera utara, penulis kemudian melakukan langkah-langkah seperti mencari contoh inspirasi pop art tentang objek yang akan dibuat selanjutnya pada bagian komposisi, diolah dengan mengembangkan unsur-unsur garis, bidang, tekstur dan warna untuk mewujudkan gagasan penulis sehingga menghasilkan karya yang penuh variasi dan imajinasi penulis. 

3. Proses Pembuatan Karya

Setiap hasil karya yang diciptakan begitu beragam dan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, hal ini terjadi karena setiap pembuat karya seni memiliki bahan serta cara yang berbeda dalam penciptaan karyanya. Untuk mewujudkan suatu karya seni, selain ide atau imajinasi diperlukan pula teknik, yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan bahan atau media.

Karena medium yang digunakan adalah komputer, maka penulis menggunakan teknik digital, dengan menggunakan mouse komputer sebagai alat gambarnya. Teknik ini sengaja digunakan karena penulis ingin mengeksplorasikan diri dalam menuangkan ide serta gagasan kedalam karya, karena penulis meinginginkan karya ini sesuai dengan yang penulis rencanakan, suasana yang ingin ditampilkan juga harus muncul dan bisa dirasakan juga oleh penikmat seni.
Dalam proses pengerjaanya diawali dengan mencari objek yang akan dibuat. Kemudian pengolahan gambar dengan menggunakan program garafis yaitu perangkat lunak Photoshop CS 4. Photoshop CS 4 dipilih karena perangkat lunak softwere yang biasa digunakan untuk mengedit gambat ataupun membuat gambar baru berbasis bitmap. Ditambah lagi dengan fitur-fiturnya yang semakin lengkap dan mudah digunakan, photoshop mampu menjadi primadona dikalangna profesional maupun pemula. Fitur-fitur itu pula yang menjadikan handal dibidangnya. Tools dan efect serta sifatnya yang dapat ditambahkan berbagai aplikasi lain membuatnya bisa menghasilkan foto dengan kualitas yang tinggi. 

4.         Deskripsi Karya



Gambar 3.1, Batak Toba

Karya pertama dengan judul Batak Toba, menggambarkan seorang wanita batak toba yang memakai pakaian dan aksesoris batak toba.
Pemakaian warna pada warna tidak lari dari judul karya yaitu batak toba. Yang mana masih menggunakan warna-warna batak toba. Hanya saja pada bagian wajah ada penambahan warna lain.


 Gambar 3.2 Karo

Karya kedua yaitu Karo, yang mana pada karya ini menggambarkan potret wanita karo. Dilengkapi dengan berpakaian adat, terlihat pada karya ini warna dari pakaian adat tidak jauh berbeda dengan aslinya.

Gambar 3.3, Mandailing

Karya ketiga adalah potret wanita berpakaian adat Mandailing. Pada karya ini menerapkan banyak garis pada bagian wajah. Dan aksesoris pada karya masih menggunakan warna-warna mandailing, yaitu warna emas dan hitam.


Gambar 3.4, Simalungun

Karya keempat adalah karya potret wanita dengan pakaian adat Simalungun. Terlihat pada wajah karya menerapkan warna-warna yang lembut. Sedangkan pada aksesoris masih menerapkan warna-warna simalungun yaitu merah, putih dan kuning.



Gambar 3.5, Melayu

Karya kelima adalah karya potret wanita Melayu. Pada karya ini tidak menerapkan warna melayu, warna yang di terapkan yang lebih dominan yaitu warna biru dan merah. Warna ini tidak termasuk warna melayu yang mana warna-warna melayu yaitu hijau dan kuning.
Gambar 3.6, Nias

Karya keenam adalah potret wanita Nias berpakaian adat. Pada karya ini banyak menerapkan garis pada bagian wajah karya. Terlihat pada bagian aksesoris dan pakaian masih menerapkan warna-warna Nias. Yang mana warna-warna pada nias adalah kuning, orange dan merah.

Gambar 3.7 Wanita

Karya ketujuh ini adalah potret Wanita. Warna-warna yang dipakai pada karya ini yaitu warna-warna tegas dan mencolok sehingga membuat kesan yang kuat pada karya. Karya ini adalah karya tambahan, yang mana terlihat pada karya-karya sebelumnya adalah karya wanita yang berpakaian adat Sumatera Utara.


Gambar 3.8 Wanita

Karya kedelapan ini sama dengan karya ketujuh yaitu potret Wanita. Karya ini adalah karya tambahan yang mana terlihat pada karya-karya sebelumnya adalah karya wanita yang berpakaian adat, akan tetapi pada karya ini berbeda yaitu potret wanita luar bukan wanita lokal. Pada karya ini menerapkan warna yang lembut yang membuat karya tidak mencolok akan tetapi memiliki kesan yang elegan.


Gambar 3.9 Wanita

Karya kesembilan adalah karya berjudul wanita, yang mana karya ini adalah karya tambahan. Melihat karya-karya sebelumnya adalah karya wanita berpakaian adat Sumatera Utara. Pada karya ini banyak menggunakan garis dan warna.



Gambar 3.10 Wanita


Karya kesepuluh adalah potret wanita, karya ini juga termasuk karya tambahan. Melihat karya-karya sebelumnya adalah karya wanita berpakaian adat Sumatera Utara.



PENUTUP


Uraian di atas merupakan langkah awal penulis dalam berkarya di bidang desain grafis. Mengenai beberapa hala yang menyangkut pada penulisan konsep tugas akhir sebagai dasar dalam menciptakan karya desain grafis. Melalui media desain grafis ini penulis ingin memvisualisasikan wanita berpakaian Adat Sumatera Utara. Yang mana di sini penulis mengangkat tema yaitu Pop Art Pakaian Adat Sumatera Utara.
Pop art pada dasarnya berasal dari istilah popular Culture, yaitu sebuah ungkapan untuk menggambarkan sebuah budaya yang lebih berkaitan dengan hiburan, komersial, dan sifatnya non formal. Pop art adalah suatu gerakan dalam seni modern yang meniru metode, gaya, dan tema dari budaya populer dan media massa, seperti komik, iklan, dan fiksi ilmiah. Seni pop mendasarkan kepada penonton yang luas dan merupakan bentuk perluasan subjek seni yang berasal dari (kemasan) desainer grafik kemasan, tanda, billboard dan iklan.
Pakaian Adat Tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia dan banyak dipuji oleh negara-negara lain. Dengan banyaknya suku-suku dan provinsi yang ada di wilayah negara Indonesia. Maka otomatis pula banyak sekali macam-macam baju adat yang dipakai oleh masing-masing suku di seluruh provinsi Indonesia. Karena dari banyaknya suku-suku yang ada di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus dalam pembuatan ataupun dalam mengenakan Pakaian Adat tersebut.
Harapan penulis semoga tulisan ini dapat memberikan pengetahuan tentang pakaian adat yang ada di Sumatera Utara dan mengenalkan teknik penggunaan digital kepada seniman dan pembaca dalam pemvisualisasian karya grafis yang penulis kerjakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.