Oleh Maharani
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah
pop art berasal dari kata “popular art” yang merupakan aliran seni yang
memanfaatkan simbol-simbol dan gaya visual yang berasal dari media massa yang
popular. Pop art merupakan perkembangan seni yang dipengaruhi oleh transformasi
budaya popular yang terjadi di masyarakat. Budaya materialisme dan komersial pada kota metropolois seperti :
Fotografi, film, model, desain, iklan tokoh idola, merupakan sumber inspirasi
yang memotifasi gerakan ini.
Dari
catatan sejarah sebelum pop art ada, seni adalah milik eksklusif orang-orang
kaya, pintar, media, dan para seniman itu sendiri. Mereka menerjemahkan
keindahan sesuai dengan teori-teori ideal mereka yang cenderung filosofis dan
rumit. Lalu lahirlah abstrak ekspresionisme. Seperti namanya, keindahan suatu
karya abstrak ekspresionisme tidak bisa dinikmati tanpa kita perlu berpikir dan
mencerna.
Istilah
Pop Art pertama kali lahir dari pena seorang kritikus Inggris, Lawrence Alloway
pada akhir 1950an untuk menggambarkan apa yang ia lihat sebagai perubahan atidunal
kontemporer pada subjek dan teknik seni. Pop art di desain berdasarkan
masyarakat untuk masyarakat, walaupun hanya bisa dibuat oleh orang-orang
tertentu. Popularitas pop art kemudian memudar di akhir era 60an setelah
munculnya seni abstrak ekspresionis, namun kini pop art sudah mulai diminati
lagi dan seni ini kini sangat hebat.
Dengan
ini penulis menciptakan karya pop art dengan objek wanita berpakaian adat
Sumatera Utara. Penulis tertarik untuk menjadikan Pop art Pakaian Adat Sumatera
Utara sebagai tema dalam menciptakan karya desain grafis. Hal ini dikarenakan
pop art pakaian adat masih jarang didesain atau diciptakan melalui desain
garfis (Pop art). Pakaian adat Sumatera utara memiliki daya tarik yang begitu
kuat dengan segala keunikan baik dari bentuk ornamen, warna, dan makananya yang
ada pada pakaian adat Sumatera Utara.
B. Batasan Masalah
Penulis membatasi
masalah pada pakaian adat Sumatera Utara, sebagai tema dalam menciptakan karya
desain grafis.
C. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari Pop
Art
2.
Apa pengertian dari
Pakaian adat
3.
Jenis pakaian adat
Sumatera utara
D. Tujuan Penulisan
1.
Menjelaskan pengertian
dari pop art
2.
Menjelaskan pengetian
dari pakaian adat
3.
Mendeskripsikan Etnis
pakaian adat sumatera utara
E. Manfaat Penulisan
1. Menjadi landasan konsep karya
sebagai suatu proses kreatif dalam karya desain grafis yang penulis ciptakan.
2. Memberikan pengantar
kepada pembaca untuk dapat memahami secara jelas mengenai pakaian adat Sumatera
Utara.
3. Dapat memberikan
sumbangan data kepustakaan khususnya dalam bidang desain grafis.
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pop Art
Pop
art pada dasarnya berasal dari istilah popular Culture, yaitu sebuah ungkapan
untuk menggambarkan sebuah budaya yang lebih berkaitan dengan hiburan,
komersial, dan sifatnya non formal. Pop art adalah suatu gerakan dalam seni
modern yang meniru metode, gaya, dan tema dari budaya populer dan media massa, seperti
komik, iklan, dan fiksi ilmiah. Seni pop mendasarkan kepada penonton yang luas
dan merupakan bentuk perluasan subjek seni yang berasal dari (kemasan) desainer
grafik kemasan, tanda, billboard dan iklan.
Budaya
pop tumbuh dari pertemuan beberapa kecenderungan dan kondisi sosial ekonomi
pada masyarakat. Seni pop marak muncul pada tahun 1950-an. Budaya pop art
munculnya ditandai dengan tidak adanya pengangguran, makin meningkatnya
kesejahteraan masyarakat, gaya hidup konsumtif, dan longgarnya struktur kelas
dalam masyarakat. Berubahnya pandangan dan kesejahteraan kaum muda dan beserta
budaya protesnya, pengalaman dan kepekaan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada
masa itu, seni hanyalah sesuatu yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan kelas
atas, sehingga dengan adanya gerakan pop art seni dapat dinikmati oleh semua
kalangan, mulai dari golongan bawah hingga golongan atas. Seniman pop art yang
paling terkenal adalah Andy Warhol,. Andy warhol adalah seniman Amerika
Serikat. Dialah yang mulai mempopulerkan pop art di Amerika dan seluruh dunia.
Sedangkan di Indonesia, gerakan ini dipopulerkan oleh Wedha Abdul Rasyid yang
berhasil menciptakan teknik baru yang diakui dunia, yakni Wedha’s Pop Art
Potrait (WPAP).
B. Pengertian Pakaian Adat
Pakaian
adat adalah kostum yang mengekspresikan identitas, yang biasanya dikaitkan
dengan wilayah geografis atau periode waktu dalam sejarah. Pakaian adat juga
dapat menunjukkan status sosial, perkawinan, atau agama.
Pakaian
Adat Tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki
oleh negara Indonesia dan banyak dipuji oleh negara-negara lain. Dengan
banyaknya suku-suku dan provinsi yang ada di wilayah negara Indonesia. Maka
otomatis pula banyak sekali macam-macam baju adat yang dipakai oleh
masing-masing suku di seluruh provinsi Indonesia. Karena dari banyaknya
suku-suku yang ada di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus dalam pembuatan
ataupun dalam mengenakan Pakaian Adat tersebut.
Pakaian
adat atau yang biasa disebut pakaian tradisional dari masing-masing provinsi
ini memilki suatu cerita masing-masing. Warna dan rancangan pakaiannya sangat
indah. Pakaian khas tersebut selain indah juga mempunyai arti tertentu. Untuk
saat ini pakaian adat banyak yang tidak dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Biasanya pakaian adat digunakan saat upacara adat. Upacara
perkawinan dan saat memperagakan tarian atau pertunjukan daerah. Berikut ini
beberapa nama pakaian adat di Indonesia.
C. Pakaian Adat Sumatera Utara
Berikut
jenis-jenis pakaian adat Sumatera Utara :
1.
Batak Toba
Suku batak Toba adalah
masyarakat suku batak yang tinggal di daerah danau Toba Sumatera Utara seperti
Tapanuli Tengah, Samosir, Toba Samosir, Hasundutan, Humbang dan lain-lain.
Pakaian adat Sumatera Utara dari Batak Toba ini sangat khas dan terkenal yaitu
pakaian adat yang menggunakan bahan kain khas bernama Ulos.
Kain ulos ini jenisnya
juga bermacam-macam yang menjadi simbol dari orang Batak sendiri seperti kain
ulos Bolean, ulos Mangiring, ulos Pinan Lobi-labu, ulos Antakantak, ulos
Bintang Maratur dan ulos Pinuncaan.Jika dilihat dari siapa yang menggunakan
kain ulos ini dan dipakai dibagian apa dari kain ini, kain Ulos juga mempunyai
nama atau istilah penyebutan sendiri seperti Hande-bande kain yang dipakai oleh
laki-laki pada bagian atas, Singkot pada bagian bawah dan yang dipakai pada
bagian kepala namanya Bulang-bulang, Detat atau Tali-tali.
2.
Mandailing
Tapanuli Selatan selain
didiami oleh suku Angkola juga didiami oleh suku Batak Mandailing termasuk
Padang Lawas. Pakaian adat Mandailing ini dilengkapi dengan asesoris keemasan
untuk mempercantiknya yang menjadikan pakaian adat ini berbeda dengan pakaian
adat lainnya dari Batak.Baju adat Mandailing untuk kaum pria dianamakan baju
Godang dengan dilengkapi oleh penutup kepala yang disebut dengan Ampu-ampu.
Untuk perempuannya, baju yang dipakainya adalah baju Kurung dilengkapi dengan
penutup kepala juga seperti pria yang disebut dengan Bulang.
3.
Karo
Kain yang digunakan
untuk membuat pakaian adat Sumatera Utara dari suku Karo ini bukan kain Ulos
tapi disebut dengan Uis Gara yang memiliki motif indah dan warna seperti merah,
putih, hitam, keemasan yang khas. Bahan yang digunakan dalam membuat kain Uis
Gara dari Batak Karo ini adalah dari kapas yang dipintal dan ditenun menjadi
kain. Hasilnya cukup indah dan ciri khas yang dimilikinya cukup menonjol.
4.
Simalungun
Sesuai dengan asal
daerah yang didiaminya yaitu kabupaten Simalungun yang menjadi nama dari suku
yang berasal dari Sumatera Utara ini. Pakaian adat yang dimilikinya adalah
memiliki persamaan dari ciri khasnya yaitu memakai kain Ulos seperti dari
pakaian adat dari suku Batak lainnya. Untuk pakaian adat dari Simalungun ini
memiliki warna yang cerah dan kain ulos yang digunakannya menggunakan bahan
kain yang disebut dengan Hiou. Warna merah menjadi pilihan sebagai warna yang
mendominasi dari pakaian adat ini.
5.
Melayu
Selain suku batak yang
mendominasi daerah Sumatera Utara, ada juga suku Melayu yang tinggal di sana
khususnya di daerah Langkat, Batu Bara, Tebing Tinggi, Medan, Binjai, Bedagai
dan Deli Serdang. Karena tidak termasuk suku Batak, baju adatnya juga berbeda
dari bahan kain dan bentuknya. Baju Kurung adalah nama pakaian adat Sumatera
utara Melayu ini dan kainnya berasal dari kain songket. Bentuk yang dimilikinya
sangat khas dari melayu mulai dari baju sampai asesoris dan penutup kepalanya.
Tengkulak adalah nama penutup kepala untuk kaum pria yang melambangkan
kegagahan dan dibuat dari kain songket. Untuk perempuannya baju Kurung khas Melayunya
terbuat dari kain Sura atau Brukat dilengkapi dengan hiasan seperti kalung dan
corak khas lainnya yang memiliki makna filosofi tersendiri bagi mereka.
6.
Pakpak Dairi
Pakpak Barat dan Dairi
menjadi tempat tinggal suku Pakpak yang memiliki pakaian adat dengan berbahan
kain yang disebut dengan kain Oles. Pakaian ini delengkapi dengan asesoris
termasuk penutup kepala yang disebut dengan bulang-bulang, rante abak, ucang,
borgot, tongket dan sebagainya. Untuk kaum lelakinya memakai baju yang namanya
Merapi-api dengan bahan kain Beludru dan perempuannya bentuk pakaian yang
dimilikinya mirip dengan pakaian Melayu. Kedua-duanya baju adat laki-laki dan
perempuan ini dihiasi dengan manik-manik di krah lehernya.
7.
Nias
Suku Nias yang mendiami
di daerah propinsi Sumatera Utara ini agak berbeda dengan pakaian adat Sumatera
Utara pada umumnya karena berada pada pulau terpisah. Pakaian dari suku Nias
ini tidak memakai kain Ulos sebagai bahannya seperti baju adat dari suku Batak
tapi ciri yang muncul cenderung pada motif, corak dan warnanya. Ada perbedaan
nama yang menambah keunikan pakaian adat suku Nias ini karena antara laki-laki
dan perempuan memilki nama dan ciri yang berbeda. Untuk laki-laki dinamakan
Baro Oholu dengan pakaian atasan yang disebut dengan Baru. Sedangkan
perempuannya adalah Oroba Si Oli yang dilengkapi asesoris termasuk mahkota.
PEMBAHASAN
Pop Art Pakaian Adat Sumatera Utara sebagai Tema Karya Desain Grafis
A. Implementasi Teoritis
Pop Art adalah
sebuah gerakan seni yang muncul di Inggris pada tahun 1950-an di jaman-jaman
awal post modern art. Jaman dimana semua orang mulai bosan dengan gaya Modern.
Pop Art merupakan seni yang mendobrak batas-batas artian seni yang agung. Pada
saat itu Seni hanyalah sebuah hal yang bisa dinikmati kalangan kelas atas, dan
dengan adanya gerakan Pop Art, seni dapat dinikmati oleh semua kalangan. Mulai
merebak di Inggris pertengahan 1950an dan di Amerika pada awal 1960an, Pop art
fokus pada objek yang sering ditemukan sehari-hari dibuat dengan adopsi seni
komersial. Sementara itu para seniman juga banyak mengadaptasi budaya populer
seperti film layar lebar, komik, iklan, dan yang paling banyak, televisi.
Pakaian Adat Sumatera Utara
Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki kekayaan tidak hanya suku dan tapi
juga kekayaan budaya. Setiap suku memiliki ciri khasnya masing-masing mulai
dari adatnya, rumah hingga pakaian adat. Seperti suku-suku di Sumatera Utara.
Mereka memiliki pakaian adat Sumatera Utara yang berbeda-beda. Sumatera Utara
sendiri terdiri dari berbagai macam suku. Antara lain suku Batak Toba, Melayu,
Simalungun, Karo, Nias, Mandailing dan lain sebagainya. Dari semua suku
tersebut tentu memiliki perbedaan dalam gaya berpakaian.
Dalam
menciptakan karya seni, penulis mengambil tema Pop art Pakaian Adat Sumatera
Utara. Yang mana difokuskan pada objek wanita yang berpakain adat sumatera
utara. Penulis tertarik menjadikan berbagai macam pakaian adat ke dalam karya
dengan teknik pop art.
B. Implementasi Visual
1. Medium dan Teknik
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pemikiran yang matang, maka dalam menciptakan karya seni
ini penulis mengambil tema tentang wanita berpakaian adat yang diwujudkan ke
dalam karya desain grafis (pop art).
Secara
umum pakaian adat sumatera utara memiliki perbedaan, masing-masing suku di
sumatera utara memiliki pakaian adat, yang mana setiap pakaian memiliki
keunikan tersendiri dan memiliki makna pada setiap pakaian adat. Akan tetapi
penulis menyajikan karya lebih fokus pada bagian wajah dan pakaian adat.
Medium
merupakan suatu wadah yang digunakan untuk menuangkan ide pada sebuah karya
sehingga membantu proses penciptaan karya. Penulis memilih menggunakan media
digital karena ketertarikan penulis menciptakan karya dengan dunia digital,
yaitu pop art.
Seni
grafis adalah suatu teknik pengolahan gambar dengan menggunakan software desain.
Seperti, Adobe Photoshop, Freehand, Corel Draw dan lain sebagainya. Kebutuhan
manusia akan seni telah terjawab dengan banyaknya pilihan-pilihan software yang
dapat digunakan untuk mewujudkan impian tersebut.
2. Konsep Bentuk
Bentuk
yang dimaksud dalam karya seni ini adalah hasil keseluruan karya. Melalui
proses pengamatan dan perenungan serta pemikiran yang matang dalam proses
pembuatan karya ini, maka sesuai dengan tema yang telah diangkat penulis dalam
menciptakan karya seni yaitu wanita berpakaian adat sumatera utara, penulis kemudian
melakukan langkah-langkah seperti mencari contoh inspirasi pop art tentang objek
yang akan dibuat selanjutnya pada bagian komposisi, diolah dengan mengembangkan
unsur-unsur garis, bidang, tekstur dan warna untuk mewujudkan gagasan penulis sehingga
menghasilkan karya yang penuh variasi dan imajinasi penulis.
3. Proses Pembuatan Karya
Setiap
hasil karya yang diciptakan begitu beragam dan berbeda-beda antara satu dengan
yang lainnya, hal ini terjadi karena setiap pembuat karya seni memiliki bahan
serta cara yang berbeda dalam penciptaan karyanya. Untuk mewujudkan suatu karya
seni, selain ide atau imajinasi diperlukan pula teknik, yaitu kemampuan
seseorang dalam menggunakan bahan atau media.
Karena
medium yang digunakan adalah komputer, maka penulis menggunakan teknik digital,
dengan menggunakan mouse komputer sebagai alat gambarnya. Teknik ini
sengaja digunakan karena penulis ingin mengeksplorasikan diri dalam menuangkan
ide serta gagasan kedalam karya, karena penulis meinginginkan karya ini sesuai dengan
yang penulis rencanakan, suasana yang ingin ditampilkan juga harus muncul dan
bisa dirasakan juga oleh penikmat seni.
Dalam
proses pengerjaanya diawali dengan mencari objek yang akan dibuat. Kemudian
pengolahan gambar dengan menggunakan program garafis yaitu perangkat lunak
Photoshop CS 4. Photoshop CS 4 dipilih karena perangkat lunak softwere yang
biasa digunakan untuk mengedit gambat ataupun membuat gambar baru berbasis
bitmap. Ditambah lagi dengan fitur-fiturnya yang semakin lengkap dan mudah
digunakan, photoshop mampu menjadi primadona dikalangna profesional maupun
pemula. Fitur-fitur itu pula yang menjadikan handal dibidangnya. Tools dan
efect serta sifatnya yang dapat ditambahkan berbagai aplikasi lain membuatnya
bisa menghasilkan foto dengan kualitas yang tinggi.
4. Deskripsi Karya
Gambar
3.1, Batak Toba
Karya pertama dengan judul Batak Toba, menggambarkan seorang
wanita batak toba yang memakai pakaian dan aksesoris batak toba.
Pemakaian warna pada warna tidak lari dari judul karya yaitu batak
toba. Yang mana masih menggunakan warna-warna batak toba. Hanya saja pada
bagian wajah ada penambahan warna lain.
Gambar
3.2 Karo
Karya
kedua yaitu Karo, yang mana pada karya ini menggambarkan potret wanita karo.
Dilengkapi dengan berpakaian adat, terlihat pada karya ini warna dari pakaian
adat tidak jauh berbeda dengan aslinya.
Gambar 3.3, Mandailing
Karya
ketiga adalah potret wanita berpakaian adat Mandailing. Pada karya ini
menerapkan banyak garis pada bagian wajah. Dan aksesoris pada karya masih
menggunakan warna-warna mandailing, yaitu warna emas dan hitam.
Gambar 3.4, Simalungun
Karya
keempat adalah karya potret wanita dengan pakaian adat Simalungun. Terlihat
pada wajah karya menerapkan warna-warna yang lembut. Sedangkan pada aksesoris
masih menerapkan warna-warna simalungun yaitu merah, putih dan kuning.
Gambar 3.5, Melayu
Karya
kelima adalah karya potret wanita Melayu. Pada karya ini tidak menerapkan warna
melayu, warna yang di terapkan yang lebih dominan yaitu warna biru dan merah.
Warna ini tidak termasuk warna melayu yang mana warna-warna melayu yaitu hijau
dan kuning.
Gambar 3.6, Nias
Karya
keenam adalah potret wanita Nias berpakaian adat. Pada karya ini banyak
menerapkan garis pada bagian wajah karya. Terlihat pada bagian aksesoris dan
pakaian masih menerapkan warna-warna Nias. Yang mana warna-warna pada nias
adalah kuning, orange dan merah.
Gambar 3.7 Wanita
Karya
ketujuh ini adalah potret Wanita. Warna-warna yang dipakai pada karya ini yaitu
warna-warna tegas dan mencolok sehingga membuat kesan yang kuat pada karya.
Karya ini adalah karya tambahan, yang mana terlihat pada karya-karya sebelumnya
adalah karya wanita yang berpakaian adat Sumatera Utara.
Gambar 3.8 Wanita
Karya
kedelapan ini sama dengan karya ketujuh yaitu potret Wanita. Karya ini adalah
karya tambahan yang mana terlihat pada karya-karya sebelumnya adalah karya
wanita yang berpakaian adat, akan tetapi pada karya ini berbeda yaitu potret
wanita luar bukan wanita lokal. Pada karya ini menerapkan warna yang lembut
yang membuat karya tidak mencolok akan tetapi memiliki kesan yang elegan.
Gambar 3.9 Wanita
Karya
kesembilan adalah karya berjudul wanita, yang mana karya ini adalah karya
tambahan. Melihat karya-karya sebelumnya adalah karya wanita berpakaian adat
Sumatera Utara. Pada karya ini banyak menggunakan garis dan warna.
Gambar 3.10 Wanita
Karya
kesepuluh adalah potret wanita, karya ini juga termasuk karya tambahan. Melihat
karya-karya sebelumnya adalah karya wanita berpakaian adat Sumatera Utara.
PENUTUP
Uraian
di atas merupakan langkah awal penulis dalam berkarya di bidang desain grafis.
Mengenai beberapa hala yang menyangkut pada penulisan konsep tugas akhir
sebagai dasar dalam menciptakan karya desain grafis. Melalui media desain
grafis ini penulis ingin memvisualisasikan wanita berpakaian Adat Sumatera Utara.
Yang mana di sini penulis mengangkat tema yaitu Pop Art Pakaian Adat Sumatera
Utara.
Pop
art pada dasarnya berasal dari istilah popular Culture, yaitu sebuah ungkapan
untuk menggambarkan sebuah budaya yang lebih berkaitan dengan hiburan,
komersial, dan sifatnya non formal. Pop art adalah suatu gerakan dalam seni
modern yang meniru metode, gaya, dan tema dari budaya populer dan media massa,
seperti komik, iklan, dan fiksi ilmiah. Seni pop mendasarkan kepada penonton
yang luas dan merupakan bentuk perluasan subjek seni yang berasal dari
(kemasan) desainer grafik kemasan, tanda, billboard dan iklan.
Pakaian
Adat Tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki
oleh negara Indonesia dan banyak dipuji oleh negara-negara lain. Dengan
banyaknya suku-suku dan provinsi yang ada di wilayah negara Indonesia. Maka
otomatis pula banyak sekali macam-macam baju adat yang dipakai oleh
masing-masing suku di seluruh provinsi Indonesia. Karena dari banyaknya
suku-suku yang ada di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus dalam pembuatan
ataupun dalam mengenakan Pakaian Adat tersebut.
Harapan penulis semoga tulisan ini dapat memberikan pengetahuan tentang
pakaian adat yang ada di Sumatera Utara dan mengenalkan teknik penggunaan
digital kepada seniman dan pembaca dalam pemvisualisasian karya grafis yang
penulis kerjakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.