Pages

Selasa, 27 Mei 2014

Teknik Sharing Manajemen dan Berkas Pada MS.Word

Di Susun Oleh:
Li Dwita Br Karo




Pengertian manajemen file
File system atau manajemen file adalah metode dan struktur data yang digunakan sistem operasi untuk mengatur dan mengorganisir file pada disk atau partisi. File system juga dapat diartikan sebagai partisi atau disk yang digunakan untuk menyimpan file-file dalam cara tertentu. Cara memberi suatu file system ke dalam disk atau partisi dengan cara melakukan Format
Manfaat Manajemen File
Dapat mengurangi resiko kehilangan file yang dikarenakan: terhapus secara tidak disengaja, tertimpa file baru, tersimpan dimana saja, dan hal lain yang tidak kita inginkan

Sasaran Manajemen File :
Pengelolaan file adalah kumpulan perangkat lunak sistem yang menyediakan layanan berhubungan dengan penggunaan file ke pemakai dan / atau aplikasi.
Biasanya satu-satunya cara pemakai atau aplikasi mengakses file adalah lewat sistem. Pemakai atau pemrogram tidak perlu mengembangkan perangkat lunak khusus untuk mengakses data di tiap aplikasi. Sistem pun menyediakan pengendalian terhadap aset penting ini.
1. Sasaran sistem file adalah sebagai berikut :
    1. Memenuhi kebutuhan manajemen data bagi pemakai.
    2. Menjamin data pada file adalah valid.
    3. Optimasi kinerja.
    4. Menyediakan dukungan masukan/keluaran beragam tipe perangkat penyimpanan.
    5. Meminimalkan atau mengeliminasi potensi kehilangan atau perusahaan data.
    6. Menyediakan sekumpulan rutin interface masukan/keluaran.
    7. Menyediakan dukungan masukan/keluaran banyak pemakai di sistem multiuser.






Fungsi Manajemen File :
Beberapa fungsi yang diharapkan dari pengelolaan file adalah :
  1. Penciptaan, modifikasi, dan penghapusan file.
  2. Mekanisme pemakaian file secara bersama.
  3. Kemampuan backup dan recovery untuk mencegah kehilangan karena kecelakaan    atau dari upaya penghancuran informasi.
  4. Pemakai dapat mengacu file dengan nama simbolik (Symbolic name) bukan menggunakan penamaan yang mengacu perangkat fisik.
  5. Pada lingkungan sensitif dikehendaki informasi tersimpan aman dan rahasia.
  6. Sistem file harus menyediakan interface user-friendly.

2. Arsitektur Pengelolaan File
Pengelolaan file, biasanya terdiri dari :
  1. Sistem AksesBerkaitan dengan bagaimana cara data yang disimpan pada file diakses.
Manajemen fileBerkaitan dengan penyediaan mekanisme operasi pada file seperti :
·         Penyimpanan
·         Pengacuan
·         Pemakaian bersama
·         Pengamanan

2.      Manajemen Ruang Penyimpan Berkaitan dengan alokasi ruang untuk file di perangkat penyimpan.
3.      Mekanisme Integritas FileBerkaitan dengan jaminan informasi pada file tak terkorupsi. Manajemen Perangkat Masukan / Keluaran di Sistem Operasi : Device Driver








3. Sistem File
Konsep terpenting dari pengelolaan file di sistem operasi adalah :
File
Abstraksi penyimpanan dan pengambilan informasi di disk. Abstraksi ini membuat pemakai tidak dibebani rincian cara dan letak penyimpanan informasi, serta mekanisme kerja perangkat penyimpan data.
•Direktori
Berisi informasi mengenai file. Kebanyakan informasi berkaitan dengan penyimpan. Direktori adalah file, dimiliki sistem operasi dan dapat diakses dengan rutin di sistem operasi. Pemakai memanipulasi data merujuk sebagai file atau direktori. Pemakai tidak dibebani dengan masalah penyimpanan, manipulasi perangkat dan sebagainya.
4. File, Terhadap beragam pandangan mengenai file, yaitu :
a. Pemakai :
  • Terhadap file pemakai berkepentingan memahami berikut :
  • Penamaan untuk file
  • Tipe file
  • Atribut file
  • Perintah-perintah untuk manipulasi file.

 b. Pemrograman :
Selain perlu memahami sebagai pemakai, pemrograman perlu memahami:
  • Operasi-operasi terhadap file
  • Perancang,Implementasi pengelolaan file



c.Penamaan File :
Pemakai mengacu file dengan nama simbolik. Tiap file disistem harus mempunyai nama unik agar tidak ambigu. Penamaan file dengan nama direktori tempat file memberi nama unik. Tidak diperbolehkan nama file yang sama di satu direktori.
Penamaan file berbeda sesuai sistem. Terdapat dua pendekatan yaitu :
  • Sistem yang case – sensitive
  • Sistem case – intensive
Terdapat tiga tipe di sistem operasi, yaitu :
1.    File Reguler, File berisi informasi, terdiri dari file ASCII dan biner. File ASCII berisi baris teks. File biner adalah file yang bukan file ASCII. Untuk file biner eksekusi (exe) mempunyai struktur internal yang hanya diketahui sistem operasi. Untuk file biner hasil program aplikasi, struktur internalnya hanya diketahui program aplikasi yangmenggunakan file tersebut.
2.    File Direktori, File direktori merupakan file yang dimiliki sistem untuk mengelola struktur sistem file. File direktori merupakan file berisi informasi-informasi mengenai file-file yang termasuk dalam direktori itu.
3.    File Spesial, File spesial merupakan nama logik perangkat masukan/keluaran. Perangkat masukan/keluaran dapat dipandang sebagai file. Pemakai dihindarkan dari kerumitan operasi perangkat masukan/keluaran.
File Spesial terbagi dua yaitu :
a. File spesial karakter, File spesial karakter berhubungan dengan perangkat masukan/keluaran       aliran karakter file ini memodelkan perangkat masukan/keluaran seperti:
§  Terminal
§  Printer
§  Port jaringan
§  Modem dan alat –alat yang bukan penyimpan sekunder.

b.  File spesial blok, File spesial blok berhubungan dengan  perangkat masukan/keluaran sebagai kumpulan blok-blok data (berorientasi blok)

Atribut File
Informasi tambahan mengenai file untuk memperjelas dan membatasi operasi-operasi yang dapat diterapkan. Atribut dipergunakan untuk pengelolaan file.
Operasi pada file
§  Create : Menciptakan berkas
§  Delete : Menghapus berkasOpen : Membuka berkas untuk menyimpan proses selanjutnya
§  Close : Menutup berkas utuk menyimpan semua informasi ke berkas dan mendealokasikansumber daya yang digunakan
§  Read : Membaca data pada berkas
§  Write : Memodifikasi data pada berkas, yaitu pada posisi yang ditunjuk
§  Append : Menambah data pada berkas, merupakan operasi write yang lebih spesifik, yaitu di akhir berkas
§  Seek : Mencari lokasi tertentu, hanya berlaku untuk berkas akses lacak Get attributes Membaca atribut-atribut berkas, Set attributes Menuliskan (memodifikasi) atribut-atribut berkas
§  Rename : Mengganti nama berkas
5. Direktori
Direktori berisi informasi mengenai file. Direktori sendiri adalah file, dimiliki oleh sistem operasi dapat diakses dengan rutin sistem operasi. Meski beberapa informasi direktori tersedia bagi pemakai atau aplikasi, informasi itu umumnya disediakan secara tidak langsung. Pemakai tidak dapat mengakses direktori secara langsung meski dalam mode read-only.
6. Shared File
Shared file adalah file yang tidak hanya diacu oleh satu direktori (pemakai), tapi juga oleh direktori-direktori (pemakai) lain. Sistem file tidak lagi berupa pohon melainkan directed acyclic graph (DAG).
Masalah-masalah yang terdapat pada shared file adalah sebagai berikut :
  • Metode implementasi shared file
  • Metode pemberian hak akses pada shared file
  • Metode pengendalian atau penanganan terhadap pengaksesan yang secara simultan dilakukan pemakai-pemakai yang mengacu file. Persoalan pengaksesan simultan ini menyangkut integritas atau kogerensi data.

7. Sistem Akses File
Sistem akses merupakan pilihan, yaitu :
  • Dapat menjadi bagian dari sistem operasi atau
  • Sistem operasi sama sekali tidak mempunyai komponen sistem akses.
Cara akses perangkat penyimpanan :
Perangkap penyimpanan berdasar disiplin pengaksesan dibagi dua, yaitu:
1. Perangkat akses sekuen (sequential access devices)
2.  Perangkat akses acak (random access devices)
3. Perangkat akses sekuen, Proses harus membaca semua byte atau rekord file  secara berturutan mulai dari awal, tidak dapat meloncati dan membaca di luar uraian.


Pengertian
Sistem berkas merupakan mekanisme penyimpanan on-line serta untuk akses, baik data mau pun program yang berada dalam SistemOperasi. Terdapat dua bagian penting dalam sistem berkas, yaitu:

•kumpulan berkas, sebagai tempat penyimpanan data, serta
•struktur direktori, yang mengatur dan menyediakan informasi mengenai seluruh
berkas dalam sistem.

Berkas

1. Konsep Dasar
Seperti yang telah kita ketahui, komputer dapat menyimpan informasi ke beberapa media penyimpanan yang berbeda, seperti magnetic disksmagnetic tapes dan optical disks. Agar komputer dapat digunakan dengan nyaman, sistem operasi menyediakan sistem penyimpanan dengan sistematika yang seragam. Sistem Operasi mengabstraksi properti fisik dari media penyimpanannya dan mendefinisikan unit penyimpanan logis, yaitu berkas. Berkas dipetakan ke media fisik oleh sistem operasi. Media penyimpanan ini umumnya bersifat non-volatile, sehingga kandungan di dalamnya tidak akan hilang jika terjadi gagal listrik mau pun system reboot.

Berkas adalah kumpulan informasi berkait yang diberi nama dan direkam pada penyimpanan sekunder. Dari sudut pandang pengguna, berkas merupakan bagian terkecil dari penyimpanan logis, artinya data tidak dapat ditulis ke penyimpanan sekunder kecuali jika berada di dalam berkas. Biasanya berkas merepresentasikan program (baik source mau pun bentuk objek) dan data. Data dari berkas dapat bersifat numerik, alfabetik, alfanumerik, atau pun biner. Format
berkas juga bisa bebas, misalnya berkas teks, atau dapat juga diformat pasti. Secaraumum, berkas adalah urutan bit, byte, baris, atau catatan yang didefinisikan oleh pembuat berkas dan pengguna. Informasi dalam berkas ditentukan olehpembuatnya. Ada banyak beragam jenis
informasi yang dapat disimpan dalam berkas.

  

Hal ini disebabkan oleh struktur tertentu yang dimiliki oleh berkas, sesuai dengan jenisnya masing-masing. Contohnya:
•Text file
             yaitu urutan karakter yang disusun ke dalam baris-baris.
•Source file
             urutan subroutine dan fungsi, yang nantinya akan dideklarasikan.
•Object file
merupakan urutan byte yang diatur ke dalam blok-blok yang dikenali oleh linker                            dari sistem.
•Executable file
adalah rangkaian code section yang dapat dibawa loader ke dalam memori dandieksekusi.

2. O  Perasi Pada Berkas
Sebuah berkas adalah jenis data abstrak. Untuk mendefinisikan berkas secara tepat, kita perlu melihat operasi yang dapat dilakukan pada berkas tersebut. Sistem operasi menyediakan system calls untuk membuat, membaca, menulis, mencari, menghapus, dan sebagainya. Berikut dapat kita lihat apa yang harus dilakukan sistem operasi pada keenam operasi dasar pada berkas.
·         Membuat sebuah berkas
: Ada dua cara dalam membuat berkas.
 Pertama, tempat baru di dalam sistem berkas harus di alokasikan untuk berkas yang akan dibuat.
Kedua, sebuah direktori harus mempersiapkan tempat untuk berkas baru, kemudian direktori tersebut akan mencatat nama berkas dan lokasinya pada sistem berkas.
·         Menulis pada sebuah berkas
: Untuk menulis pada berkas, kita menggunakan system call beserta nama berkas yang akan ditulisi dan informasi apa yang akan ditulis pada berkas. Ketika diberi nama berkas, sistem mencari ke direktori untuk mendapatkan lokasi berkas. Sistem juga harus menyimpan penunjuk tulis pada berkas dimana penulisan berikut akan ditempatkan. Penunjuk tulis harus diperbaharui setiap terjadi penulisan pada berkas.
·         Membaca sebuah berkas
: Untuk dapat membaca berkas, kita menggunakan system call beserta nama berkas dan di blok memorimana berkas berikutnya diletakkan. Sama seperti menulis, direktori mencari berkas yang akan dibaca, dan sistem menyimpan penunjuk baca pada berkas dimana pembacaan berikutnya akan terjadi.
Ketika pembacaan dimulai, penunjuk baca harus diperbaharui.Sehingga secara
umum, suatu berkas ketika sedang dibaca atau ditulis, kebanyakan sistem hanya
mempunyai satu penunjuk, baca dan tulis menggunakan penunjuk yang sama, hal ini
menghemat tempat dan mengurangi kompleksitas sistem.

·         Menempatkan kembali sebuah berkas
: Direktori yang bertugas untuk mencari berkas yang bersesuaian, dan mengembalikan lokasi
berkas pada saat itu. Menempatkan berkas tidak perlu melibatkan proses I/O. Operasi sering disebut pencarian berkas.
·         Menghapus sebuah berkas
: Untuk menghapus berkas kita perlu mencari berkas tersebut di dalam direktori. Setelah
ditemukan kita membebaskan tempat yang dipakai berkas tersebut (sehingga dapat digunakkan oleh berkas lain) dan menghapus tempatnya di direktori.
·         Memendekkan berkas
: Ada suatu keadaan dimana pengguna menginginkan atribut dari berkas tetap sama tetapi ingin menghapus isi dari berkas tersebut. Fungsi ini mengizinkan semua atribut tetap sama tetapi panjang berkas menjadi nol, hal ini lebih baik dari pada memaksa pengguna untuk menghapus berkas dan membuatnya lagi.

Enam operasi dasar ini sudah mencakup operasi minimum yang di butuhkan.
Operasi umum lainnya adalah menyambung informasi baru di akhir suatu berkas, mengubah nama suatu berkas, dan lain-lain. Operasi dasar ini kemudian digabung untuk melakukan operasi lainnya. Sebagai contoh misalnya kita menginginkan salinan dari suatu berkas, atau menyalin berkas ke peralatan I/O lainnya seperti printer, dengan cara membuat berkas lalu membaca dari
berkas lama dan menulis ke berkas yang baru.

Hampir semua operasi pada berkas melibatkan pencarian berkas pada direktori. Untuk menghindari pencarian yang lama, kebanyakan sistem akan membuka berkas apabila berkas tersebut digunakan secara aktif. Sistem operasi akan menyimpan tabel kecil yang berisi informasi semua berkas yang dibuka yang disebut "tabel berkas terbuka". Ketika berkas sudah tidak digunakan lagi dan sudah ditutup oleh yang menggunakan, maka sistem operasi mengelua
rkan berkas tersebut dari tabel berkas terbuka.
Beberapa sistem terkadang langsung membuka berkas ketika berkas tersebut
digunakan dan otomatis menutup berkas tersebut jika program atau pemakainya dimatikan. Tetapi pada sistem lainnya terkadang membutuhkan pembukaan berkas
secara tersurat dengan system call (open) sebelum berkas dapat digunakan. Implementasi dari buka dan tutup berkas dalam lingkungan dengan banyak perngguna seperti UNIX, lebih rumit. Dalam sistem seperti itu pengguna yang membuka berkas mungkin lebih dari satu dan p
ada waktu yang hampir bersamaan. Umumnya sistem operasi menggunakan tabel internal dua level. Ada tabel yang mendata proses mana saja yang membuka berkas tersebut, kemudian tabel tersebut menunjuk ke tabel yang lebih besar yang berisi informasi yang berdiri sendiri seperti lokasi berkas pada disk, tanggal akses dan ukuran berkas. Biasanya tabel tersebut juga memiliki data berapa banyak proses yang membuka berkas tersebut.


Jadi, pada dasarnya ada beberapa informasi yang terkait dengan pembukaan berkas
yaitu:

ü                                 Penunjuk Berkas
 Pada sistem yang tidak mengikutkan batas berkas sebagai bagian dari system call baca dan tulis, sistem tersebut harus mengikuti posisi dimana terakhir proses baca dan tulis sebagai penunjuk. Penunjuk ini unik untuk setiap operasi pada berkas, maka dari itu harus disimpan terpisah dari atribut berkas yang ada pada disk.

ü                             Penghitung berkas yang terbuka
Setelah berkas ditutup, sistem harus mengosongkan kembali tabel berkas yang dibuka yang digunakan oleh berkas tadi atau tempat di tabel akan habis. Karena mungkin ada beberapa proses yang membuka berkas secara bersamaan dan sistem harus menunggu sampai berkas
tersebut ditutup sebelum mengosongkan tempatnya di tabel. Penghitung ini mencatat
banyaknya berkas yang telah dibuka dan ditutup, dan menjadi nol ketika yang terakhir membaca berkas menutup berkas tersebut barulah sistem dapat mengosongkan tempatnya di tabel.

ü                             Lokasi berkas pada disk
Kebanyakan operasi pada berkas memerlukan sistem untuk mengubah data yang ada pada berkas. Informasi mengenai lokasi berkas pada disk disimpan di memori agar menghindari banyak pembacaan pada disk untuk setiap operasi.


Beberapa sistem operasi menyediakan fasilitas untuk memetakan berkas ke dalam
memori pada sistem memori virtual. Hal tersebut mengizinkan bagian dari berkas
ditempatkan pada suatu alamat di memori virtual. Operasi baca dan tulis pada memori
dengan alamat tersebut dianggap sebagai operasi baca dan tulis pada berkas yang ada
di alamat tersebut. Menutup berkas mengakibatkan semua data yang ada pada alamat
memori tersebut dikembalikan ke disk dan dihilangkan dari memori virtual yang
digunakan oleh proses.








Jenis Berkas

Pertimbangan utama dalam perancangan sistemberkas dan seluruh sistem operasi, apakah sistem operasi harus mengenali dan mendukung jenis berkas. Jika suatu sistem operasi mengenali jenis dari berkas, maka ia dapat mengoperasikan berkas tersebut.
Contoh apabila pengguna mencoba mencetak berkas yang merupakan kode biner dari program yang pasti akan menghasilkan sampah, hal ini dapat dicegah apabila sistem operasi sudah diberitahu bahwa berkas tersebut merupakan kode biner.
Teknik yang umum digunakan dalam implementasi jenis berkas adalah menambahkan jenis berkas dalam nama berkas. Nama dibagi dua, nama dan akhiran (ekstensi), biasanya dipisahkan dengan karakter titik. Sistem menggunakan akhiran tersebut untuk mengindikasikan jenis berkas dan jenis operasi yang dapat dilakukan pada berkas tersebut. Sebagai contoh hanya berkas yang berakhiran .bat, .exe atau .com yang bisa dijalankan (eksekusi). Program aplikasi juga menggunakan akhiran tersebut untuk mengenal berkas yang dapat dioperasikannya. Akhiran ini dapat ditimpa atau diganti jika diperbolehkan oleh sistem operasi.
Beberapa sistem operasi menyertakan dukungan terhadap akhiran, tetapi beberapa menyerahkan kepada aplikasi untuk mengatur akhiran berkas yang digunakan, sehingga
jenis dari berkas dapat menjadi petunjuk aplikasi apa yang dapat mengoperasikannya.
Sistem UNIX tidak dapat menyediakan dukungan untuk akhiran berkas karena
menggunakan angka ajaib yang disimpan di depan berkas untuk mengenali jenis berkas.
Tidak semua berkas memiliki angka ini, jadi sistem tidak bisa bergantung pada informasi
ini. Tetapi UNIX memperbolehkan akhiran berkas tetapi hal ini tidak dipaksakan atau tergantung sistem operasi, kebanyakan hanya untuk membantu pengguna mengenali jenis isi dari suatu berkas.




Proteksi Berkas
Ketika kita menyimpan informasi dalam sebuah sistem komputer, ada dua hal yang harus
menjadi perhatian utama kita. Hal tersebut adalah:

1.Reabilitas dari sebuah sistem

Maksud dari reabilitas sistem adalah kemampuan sebuah sistem untuk melindungi informasi yangtelah disimpan agar terhindar dari kerusakan, dalam hal ini adalah perlindungan secara fisik pada sebuah berkas. Reabilitas sistem dapat dijaga dengan membuat cadangan dari setiap berkas secaramanual atau pun otomatis, sesuai dengan layanan yang dari sebuah sistem operasi.

2.Proteksi (Perlindungan) terhadap sebuah berkas

Perlindungan terhadap berkas dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Pada
bagian ini, kita akan membahas secara detil mekanisme yang diterapkan dalam
melindungi sebuah berkas.

Tipe Akses Pada Berkas
Salah satu cara untuk melindungi berkas dalam komputer kita adalah dengan melakukan pembatasan akses pada berkas tersebut. Pembatasan akses yang dimaksudkan adalah kita, sebagai pemilik dari sebuah berkas, dapat menentukan operasi apa saja yang dapat dilakukan oleh pengguna lain terhadap berkas tersebut. Pembatasan ini berupa sebuah permission atau pun not permitted operation, tergantung pada kebutuhan pengguna lain terhadap berkas tersebut. Di bawah ini adalah beberapa operasi berkas yang dapat diatur aksesnya:
1. Read: Membaca dari berkas
2. Write: Menulis berkas
3. Execute: Meload berkas kedalam memori untuk dieksekusi.
4. Append: Menambahkan informasi kedalam berkas di akhir berkas.
5. Delete: Menghapus berkas.
6. List: Mendaftar properti dari sebuah berkas.
7. Rename: Mengganti nama sebuah berkas.
8. Copy: Menduplikasikan sebuah berkas.
9. Edit: Mengedit sebuah berkas.
Selain operasi-operasi berkas diatas, perlindungan terhadap berkas dapat dilakukan
dengan mekanisme yang lain. Namun setiap mekanisme memiliki kelebihan dan
Sistem Operasi
10kekurangan. Pemilihan mekanisme sangatlah tergantung pada kebutuhan dan spesifikasi
sistem.


Akses List dan Group
Hal yang paling umum dari sistem proteksi adalah membuat akses tergantung pada
identitas pengguna yang bersangkutan. Implementasi dari akses ini adalah dengan membuat daftar akses yang berisi keterangan setiap pengguna dan keterangan akses berkas dari pengguna yang bersangkutan. Daftar akses ini akan diperiksa setiap kali seorang pengguna meminta akses ke sebuah berkas. Jika pengguna tersebut memiliki akses yang diminta pada berkas tersebut, maka diperbolehkan untuk mengakses berkas tersebut. Proses ini juga berlaku untuk hal yang sebaliknya. Akses pengguna terhadap berkas akan ditolak, dan sistem operasi akan mengeluarkan peringatan Protection Violation.

Masalah baru yang timbul adalah panjang dari daftar akses yang harus dibuat.
Seperti telah disebutkan, kita harus mendaftarkan semua pengguna dalam daftar akses tersebut hanya untuk akses pada satu berkas saja. Oleh karena itu, teknik ini
mengakibatkan 2 konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan:

1.      Pembuatan daftar yang sangat panjang ini dapat menjadi pekerjaan yang sangat
melelahkan sekaligus membosankan, terutama jika jumlah pengguna dalam sistem
tidak dapat diketahui secara pasti.
2.      Manajemen ruang harddisk yang lebih rumit, karena ukuran sebuah direktori dapat
berubah-ubah, tidak memiliki ukuran yang tetap.

Kedua konsekuensi diatas melahirkan sebuah teknik daftar akses yang lebih singkat.
Teknik inimengelompokkan pengguna berdasarkan tiga kategori:
ü  Owner: User yang membuat berkas.
ü  Group: Sekelompok pengguna yang memiliki akses yang sama terhadap sebuah
berkas, atau men-share sebuah berkas.
ü  Universe: Seluruh pengguna yang terdapat dalam sistem komputer.
ü   
Dengan adanya pengelompokkan pengguna seperti ini, maka kita hanya membutuhkan tiga
field untukmelindungi sebuah berkas. Field ini diasosiasikan dengan 3 buah bit untuk setiap kategori. Dalam sistem UNIX dikenal bit rwx dengan bit r untuk mengontrol akses baca, bit w sebagai kontrol menulis dan bit x sebagai bit kontrol untuk pengeksekusian. Setiap field
dipisahkan dengan field separator.







Kinerja Sistem Berkas
Salah satu kesulitan dalam membandingkan performa sistem adalah menentukan bagaimana sistem tersebut akan digunakan. Sistem yang lebih banyak menggunakan akses sekuensial (berurutan) akan memakai metode yang berbeda dengan sistem yang lebih sering menggunakan akses random (acak).Untuk jenis akses apa pun, alokasi yang berdampingan hanya memerlukan satu akses untuk mendapatkan sebuah blok disk. Karena kita dapat menyimpan initial address dari berkas di dalam memori, maka alamat disk pada blok ke-i dapat segera dikalkulasi dan dibaca secara langsung. Untuk alokasi berangkai (linked list), kita juga dapat menyimpan alamat dari blok selanjutnya ke dalam memori, lalu membacanya secara langsung. Metode ini sangat baik untuk akses sekuensial, namun untuk akses langsung, akses menuju blok ke-ikemungkinan membutuhkan pembacaan disk sebanyak 1 kali. Masalah ini mengindikasikan bahwa alokasi berangkai sebaiknya tidak digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan akses langsung. Oleh sebab itu, beberapa sistem mendukung akses langsung dengan menggunakan alokasi berdampingan (contiguous allocation), serta akses berurutan dengan alokasi berangkai. Untuk sistem-sistem tersebut, jenis akses harus dideklarasikan pada saat berkas dibuat. Berkas yang dibuat untuk akses sekuensial (berurutan) akan dirangkaikan dan tidak dapat digunakan untuk akses langsung. Berkas yang dibuat untuk akses langsung akan berdampingan dan dapatmendukung baik akses langsung mau pun akses berurutan, dengan mendeklarasikan jarak
maksimum. Perhatikan bahwa sistem operasi harus mendukung struktur data dan algoritma yang sesuai untuk mendukung kedua metode alokasi di atas. Alokasi dengan menggunakan indeks lebih rumit lagi. Jika blok indeks telah terdapat dalam memori, akses dapat dilakukan secara
langsung. Namun, menyimpan blok indeks dalam memori memerlukan ruang (space) yang besar. Jika ruang memori tidak tersedia, maka kita mungkin harus membaca blok indeks terlebih dahulu, baru kemudian blok data yang diinginkan. Untuk indeks dua tingkat, pembacaan dua blok indeks mungkin diperlukan. Untuk berkas yang berukuran sangatbesar, mengakses blok di dekat akhir suatu berkas akan membutuhkan pembacaan seluruh blok indeks agar dapat mengikuti rantai penunjuk sebelum blok data dapat dibaca. Dengan demikian, performa alokasi dengan menggunakan indeks ditentukan oleh: struktur indeks, ukuran berkas, dan posisi dari blok yang diinginkan.
Beberapa sistem mengkombinasikan alokasi berdampingan dengan alokasi indeks.
Caranya adalah dengan menggunakan alokasi berdampingan untuk berkas berukuran
kecil (3-4 blok), dan beralih secara otomatis ke alokasi indeks jika berkas semakin
membesar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.