Di Susun Oleh:
Li Dwita Br Karo
Pengertian manajemen file
File system atau manajemen file
adalah metode dan struktur data yang digunakan sistem operasi untuk mengatur
dan mengorganisir file pada disk atau partisi. File system juga dapat diartikan
sebagai partisi atau disk yang digunakan untuk menyimpan file-file dalam cara
tertentu. Cara memberi suatu file system ke dalam disk atau partisi dengan cara
melakukan Format
Manfaat Manajemen File
Dapat mengurangi resiko kehilangan
file yang dikarenakan: terhapus secara tidak disengaja, tertimpa file baru,
tersimpan dimana saja, dan hal lain yang tidak kita inginkan
Sasaran Manajemen File :
Pengelolaan file adalah kumpulan
perangkat lunak sistem yang menyediakan layanan berhubungan dengan penggunaan
file ke pemakai dan / atau aplikasi.
Biasanya satu-satunya cara pemakai atau aplikasi mengakses file adalah lewat sistem. Pemakai atau pemrogram tidak perlu mengembangkan perangkat lunak khusus untuk mengakses data di tiap aplikasi. Sistem pun menyediakan pengendalian terhadap aset penting ini.
Biasanya satu-satunya cara pemakai atau aplikasi mengakses file adalah lewat sistem. Pemakai atau pemrogram tidak perlu mengembangkan perangkat lunak khusus untuk mengakses data di tiap aplikasi. Sistem pun menyediakan pengendalian terhadap aset penting ini.
1.
Sasaran sistem file adalah sebagai berikut :
- Memenuhi kebutuhan manajemen data bagi pemakai.
- Menjamin data pada file adalah valid.
- Optimasi kinerja.
- Menyediakan dukungan masukan/keluaran beragam tipe perangkat penyimpanan.
- Meminimalkan atau mengeliminasi potensi kehilangan atau perusahaan data.
- Menyediakan sekumpulan rutin interface masukan/keluaran.
- Menyediakan dukungan masukan/keluaran banyak pemakai di sistem multiuser.
Fungsi Manajemen File :
Beberapa fungsi yang diharapkan dari
pengelolaan file adalah :
- Penciptaan, modifikasi, dan penghapusan file.
- Mekanisme pemakaian file secara bersama.
- Kemampuan backup dan recovery untuk mencegah kehilangan karena kecelakaan atau dari upaya penghancuran informasi.
- Pemakai dapat mengacu file dengan nama simbolik (Symbolic name) bukan menggunakan penamaan yang mengacu perangkat fisik.
- Pada lingkungan sensitif dikehendaki informasi tersimpan aman dan rahasia.
- Sistem file harus menyediakan interface user-friendly.
2.
Arsitektur Pengelolaan File
Pengelolaan file, biasanya terdiri
dari :
- Sistem AksesBerkaitan dengan bagaimana cara data yang disimpan pada file diakses.
Manajemen fileBerkaitan dengan
penyediaan mekanisme operasi pada file seperti :
·
Penyimpanan
·
Pengacuan
·
Pemakaian
bersama
·
Pengamanan
2.
Manajemen
Ruang Penyimpan Berkaitan dengan alokasi ruang untuk file di perangkat
penyimpan.
3.
Mekanisme
Integritas FileBerkaitan dengan jaminan informasi pada file tak terkorupsi.
Manajemen Perangkat Masukan / Keluaran di Sistem Operasi : Device Driver
3.
Sistem File
Konsep terpenting dari pengelolaan
file di sistem operasi adalah :
• File
Abstraksi penyimpanan dan
pengambilan informasi di disk. Abstraksi ini membuat pemakai tidak dibebani
rincian cara dan letak penyimpanan informasi, serta mekanisme kerja perangkat
penyimpan data.
•Direktori
Berisi informasi mengenai file.
Kebanyakan informasi berkaitan dengan penyimpan. Direktori adalah file,
dimiliki sistem operasi dan dapat diakses dengan rutin di sistem operasi.
Pemakai memanipulasi data merujuk sebagai file atau direktori. Pemakai tidak
dibebani dengan masalah penyimpanan, manipulasi perangkat dan sebagainya.
4.
File, Terhadap beragam pandangan mengenai file, yaitu :
a. Pemakai :
- Terhadap file pemakai berkepentingan memahami berikut :
- Penamaan untuk file
- Tipe file
- Atribut file
- Perintah-perintah untuk manipulasi file.
b. Pemrograman :
Selain perlu memahami sebagai
pemakai, pemrograman perlu memahami:
- Operasi-operasi terhadap file
- Perancang,Implementasi pengelolaan file
c.Penamaan File :
Pemakai mengacu file dengan nama
simbolik. Tiap file disistem harus mempunyai nama unik agar tidak ambigu.
Penamaan file dengan nama direktori tempat file memberi nama unik. Tidak
diperbolehkan nama file yang sama di satu direktori.
Penamaan file berbeda sesuai sistem.
Terdapat dua pendekatan yaitu :
- Sistem yang case – sensitive
- Sistem case – intensive
Terdapat tiga tipe di sistem
operasi, yaitu :
1. File Reguler, File berisi informasi, terdiri
dari file ASCII dan biner. File ASCII berisi baris teks. File biner adalah
file yang bukan file ASCII. Untuk file biner eksekusi (exe) mempunyai struktur
internal yang hanya diketahui sistem operasi. Untuk file biner hasil program
aplikasi, struktur internalnya hanya diketahui program aplikasi yangmenggunakan
file tersebut.
2. File Direktori, File direktori merupakan
file yang dimiliki sistem untuk mengelola struktur sistem file. File direktori
merupakan file berisi informasi-informasi mengenai file-file yang termasuk
dalam direktori itu.
3. File Spesial, File spesial merupakan nama
logik perangkat masukan/keluaran. Perangkat masukan/keluaran dapat dipandang
sebagai file. Pemakai dihindarkan dari kerumitan operasi perangkat
masukan/keluaran.
File
Spesial terbagi dua yaitu :
a. File spesial karakter, File spesial karakter berhubungan
dengan perangkat masukan/keluaran aliran
karakter file ini memodelkan perangkat masukan/keluaran seperti:
§ Terminal
§ Printer
§ Port jaringan
§ Modem dan alat –alat yang bukan penyimpan
sekunder.
b. File spesial blok, File spesial blok berhubungan
dengan perangkat masukan/keluaran sebagai kumpulan blok-blok data
(berorientasi blok)
Atribut File
Informasi tambahan mengenai file
untuk memperjelas dan membatasi operasi-operasi yang dapat diterapkan. Atribut
dipergunakan untuk pengelolaan file.
Operasi pada file
§ Create : Menciptakan berkas
§ Delete : Menghapus berkasOpen :
Membuka berkas untuk menyimpan proses selanjutnya
§ Close : Menutup berkas utuk
menyimpan semua informasi ke berkas dan mendealokasikansumber daya yang
digunakan
§ Read : Membaca data pada berkas
§ Write : Memodifikasi data pada
berkas, yaitu pada posisi yang ditunjuk
§ Append : Menambah data pada berkas,
merupakan operasi write yang lebih spesifik, yaitu di akhir berkas
§ Seek : Mencari lokasi tertentu,
hanya berlaku untuk berkas akses lacak Get attributes Membaca atribut-atribut
berkas, Set attributes Menuliskan (memodifikasi) atribut-atribut berkas
§ Rename : Mengganti nama berkas
5. Direktori
Direktori
berisi informasi mengenai file. Direktori sendiri adalah file, dimiliki oleh
sistem operasi dapat diakses dengan rutin sistem operasi. Meski beberapa
informasi direktori tersedia bagi pemakai atau aplikasi, informasi itu umumnya
disediakan secara tidak langsung. Pemakai tidak dapat mengakses direktori
secara langsung meski dalam mode read-only.
6. Shared File
Shared
file adalah file yang tidak hanya diacu oleh satu direktori (pemakai), tapi
juga oleh direktori-direktori (pemakai) lain. Sistem file tidak lagi berupa
pohon melainkan directed acyclic graph (DAG).
Masalah-masalah yang terdapat pada shared file adalah sebagai berikut :
Masalah-masalah yang terdapat pada shared file adalah sebagai berikut :
- Metode implementasi shared file
- Metode pemberian hak akses pada shared file
- Metode pengendalian atau penanganan terhadap pengaksesan yang secara simultan dilakukan pemakai-pemakai yang mengacu file. Persoalan pengaksesan simultan ini menyangkut integritas atau kogerensi data.
7. Sistem Akses File
Sistem
akses merupakan pilihan, yaitu :
- Dapat menjadi bagian dari sistem operasi atau
- Sistem operasi sama sekali tidak mempunyai komponen sistem akses.
Cara akses perangkat penyimpanan :
Perangkap penyimpanan berdasar
disiplin pengaksesan dibagi dua, yaitu:
1. Perangkat akses sekuen
(sequential access devices)
2. Perangkat akses acak
(random access devices)
3. Perangkat akses sekuen, Proses harus membaca semua
byte atau rekord file secara berturutan mulai dari awal, tidak dapat
meloncati dan membaca di luar uraian.
Pengertian
Sistem berkas merupakan mekanisme
penyimpanan on-line serta untuk akses, baik data mau pun program yang berada
dalam SistemOperasi. Terdapat dua bagian penting dalam sistem berkas, yaitu:
•kumpulan berkas, sebagai tempat
penyimpanan data, serta
•struktur direktori, yang mengatur
dan menyediakan informasi mengenai seluruh
berkas dalam sistem.
Berkas
1. Konsep Dasar
Seperti yang telah kita ketahui,
komputer dapat menyimpan informasi ke beberapa media penyimpanan yang berbeda,
seperti magnetic disksmagnetic tapes dan optical disks. Agar komputer dapat
digunakan dengan nyaman, sistem operasi menyediakan sistem penyimpanan dengan
sistematika yang seragam. Sistem Operasi mengabstraksi properti fisik dari
media penyimpanannya dan mendefinisikan unit penyimpanan logis, yaitu berkas.
Berkas dipetakan ke media fisik oleh sistem operasi. Media penyimpanan ini
umumnya bersifat non-volatile, sehingga kandungan di dalamnya tidak akan hilang
jika terjadi gagal listrik mau pun system reboot.
Berkas adalah kumpulan informasi
berkait yang diberi nama dan direkam pada penyimpanan sekunder. Dari sudut
pandang pengguna, berkas merupakan bagian terkecil dari penyimpanan logis,
artinya data tidak dapat ditulis ke penyimpanan sekunder kecuali jika berada di
dalam berkas. Biasanya berkas merepresentasikan program (baik source mau pun
bentuk objek) dan data. Data dari berkas dapat bersifat numerik, alfabetik,
alfanumerik, atau pun biner. Format
berkas juga bisa bebas, misalnya
berkas teks, atau dapat juga diformat pasti. Secaraumum, berkas adalah urutan
bit, byte, baris, atau catatan yang didefinisikan oleh pembuat berkas dan
pengguna. Informasi dalam berkas ditentukan olehpembuatnya. Ada banyak beragam
jenis
informasi yang dapat disimpan dalam
berkas.
Hal ini disebabkan oleh struktur
tertentu yang dimiliki oleh berkas, sesuai dengan jenisnya masing-masing.
Contohnya:
•Text file
yaitu urutan karakter yang disusun ke dalam
baris-baris.
•Source file
urutan subroutine dan fungsi, yang nantinya
akan dideklarasikan.
•Object file
merupakan urutan byte yang diatur ke
dalam blok-blok yang dikenali oleh linker dari
sistem.
•Executable file
adalah rangkaian code section yang
dapat dibawa loader ke dalam memori dandieksekusi.
2. O Perasi Pada Berkas
Sebuah berkas adalah jenis data
abstrak. Untuk mendefinisikan berkas secara tepat, kita perlu melihat operasi
yang dapat dilakukan pada berkas tersebut. Sistem operasi menyediakan system
calls untuk membuat, membaca, menulis, mencari, menghapus, dan sebagainya.
Berikut dapat kita lihat apa yang harus dilakukan sistem operasi pada keenam
operasi dasar pada berkas.
·
Membuat
sebuah berkas
: Ada dua cara dalam membuat berkas.
Pertama, tempat baru di dalam sistem berkas
harus di alokasikan untuk berkas yang akan dibuat.
Kedua, sebuah direktori harus mempersiapkan
tempat untuk berkas baru, kemudian direktori tersebut akan mencatat nama berkas
dan lokasinya pada sistem berkas.
·
Menulis
pada sebuah berkas
: Untuk menulis pada berkas, kita
menggunakan system call beserta nama berkas yang akan ditulisi dan informasi
apa yang akan ditulis pada berkas. Ketika diberi nama berkas, sistem mencari ke
direktori untuk mendapatkan lokasi berkas. Sistem juga harus menyimpan penunjuk
tulis pada berkas dimana penulisan berikut akan ditempatkan. Penunjuk tulis
harus diperbaharui setiap terjadi penulisan pada berkas.
·
Membaca
sebuah berkas
: Untuk dapat membaca berkas, kita
menggunakan system call beserta nama berkas dan di blok memorimana berkas
berikutnya diletakkan. Sama seperti menulis, direktori mencari berkas yang akan
dibaca, dan sistem menyimpan penunjuk baca pada berkas dimana pembacaan
berikutnya akan terjadi.
Ketika pembacaan dimulai, penunjuk
baca harus diperbaharui.Sehingga secara
umum, suatu berkas ketika sedang
dibaca atau ditulis, kebanyakan sistem hanya
mempunyai satu penunjuk, baca dan
tulis menggunakan penunjuk yang sama, hal ini
menghemat tempat dan mengurangi
kompleksitas sistem.
: Direktori yang bertugas untuk
mencari berkas yang bersesuaian, dan mengembalikan lokasi
berkas pada saat itu. Menempatkan
berkas tidak perlu melibatkan proses I/O. Operasi sering disebut pencarian
berkas.
·
Menghapus
sebuah berkas
: Untuk menghapus berkas kita perlu
mencari berkas tersebut di dalam direktori. Setelah
ditemukan kita membebaskan tempat
yang dipakai berkas tersebut (sehingga dapat digunakkan oleh berkas lain) dan
menghapus tempatnya di direktori.
·
Memendekkan
berkas
: Ada suatu keadaan dimana pengguna
menginginkan atribut dari berkas tetap sama tetapi ingin menghapus isi dari
berkas tersebut. Fungsi ini mengizinkan semua atribut tetap sama tetapi panjang
berkas menjadi nol, hal ini lebih baik dari pada memaksa pengguna untuk
menghapus berkas dan membuatnya lagi.
Enam operasi dasar ini sudah
mencakup operasi minimum yang di butuhkan.
Operasi umum lainnya adalah
menyambung informasi baru di akhir suatu berkas, mengubah nama suatu berkas,
dan lain-lain. Operasi dasar ini kemudian digabung untuk melakukan operasi
lainnya. Sebagai contoh misalnya kita menginginkan salinan dari suatu berkas,
atau menyalin berkas ke peralatan I/O lainnya seperti printer, dengan cara
membuat berkas lalu membaca dari
berkas lama dan menulis ke berkas
yang baru.
Hampir semua operasi pada berkas
melibatkan pencarian berkas pada direktori. Untuk menghindari pencarian yang
lama, kebanyakan sistem akan membuka berkas apabila berkas tersebut digunakan
secara aktif. Sistem operasi akan menyimpan tabel kecil yang berisi informasi
semua berkas yang dibuka yang disebut "tabel berkas terbuka". Ketika
berkas sudah tidak digunakan lagi dan sudah ditutup oleh yang menggunakan, maka
sistem operasi mengelua
rkan berkas tersebut dari tabel
berkas terbuka.
Beberapa sistem terkadang langsung
membuka berkas ketika berkas tersebut
digunakan dan otomatis menutup
berkas tersebut jika program atau pemakainya dimatikan. Tetapi pada sistem
lainnya terkadang membutuhkan pembukaan berkas
secara tersurat dengan system call
(open) sebelum berkas dapat digunakan. Implementasi dari buka dan tutup berkas
dalam lingkungan dengan banyak perngguna seperti UNIX, lebih rumit. Dalam
sistem seperti itu pengguna yang membuka berkas mungkin lebih dari satu dan p
ada waktu yang hampir bersamaan.
Umumnya sistem operasi menggunakan tabel internal dua level. Ada tabel yang
mendata proses mana saja yang membuka berkas tersebut, kemudian tabel tersebut
menunjuk ke tabel yang lebih besar yang berisi informasi yang berdiri sendiri
seperti lokasi berkas pada disk, tanggal akses dan ukuran berkas. Biasanya
tabel tersebut juga memiliki data berapa banyak proses yang membuka berkas
tersebut.
Jadi, pada dasarnya ada beberapa
informasi yang terkait dengan pembukaan berkas
yaitu:
ü Penunjuk Berkas
Pada sistem yang
tidak mengikutkan batas berkas sebagai bagian dari system call baca dan tulis,
sistem tersebut harus mengikuti posisi dimana terakhir proses baca dan tulis
sebagai penunjuk. Penunjuk ini unik untuk setiap operasi pada berkas, maka dari
itu harus disimpan terpisah dari atribut berkas yang ada pada disk.
Setelah berkas ditutup, sistem harus mengosongkan kembali
tabel berkas yang dibuka yang digunakan oleh berkas tadi atau tempat di tabel
akan habis. Karena mungkin ada beberapa proses yang membuka berkas secara
bersamaan dan sistem harus menunggu sampai berkas
tersebut ditutup sebelum
mengosongkan tempatnya di tabel. Penghitung ini mencatat
banyaknya berkas yang telah dibuka dan ditutup, dan menjadi
nol ketika yang terakhir membaca berkas menutup berkas tersebut barulah sistem
dapat mengosongkan tempatnya di tabel.
ü Lokasi berkas pada disk
Kebanyakan operasi pada berkas memerlukan sistem untuk
mengubah data yang ada pada berkas. Informasi mengenai lokasi berkas pada disk
disimpan di memori agar menghindari banyak pembacaan pada disk untuk setiap
operasi.
Beberapa sistem operasi menyediakan
fasilitas untuk memetakan berkas ke dalam
memori pada sistem memori virtual.
Hal tersebut mengizinkan bagian dari berkas
ditempatkan pada suatu alamat di
memori virtual. Operasi baca dan tulis pada memori
dengan alamat tersebut dianggap
sebagai operasi baca dan tulis pada berkas yang ada
di alamat tersebut. Menutup berkas
mengakibatkan semua data yang ada pada alamat
memori tersebut dikembalikan ke disk
dan dihilangkan dari memori virtual yang
digunakan oleh proses.
Jenis
Berkas
Pertimbangan utama dalam perancangan
sistemberkas dan seluruh sistem operasi, apakah sistem operasi harus mengenali
dan mendukung jenis berkas. Jika suatu sistem operasi mengenali jenis dari
berkas, maka ia dapat mengoperasikan berkas tersebut.
Contoh apabila pengguna mencoba
mencetak berkas yang merupakan kode biner dari program yang pasti akan
menghasilkan sampah, hal ini dapat dicegah apabila sistem operasi sudah
diberitahu bahwa berkas tersebut merupakan kode biner.
Teknik yang umum digunakan dalam
implementasi jenis berkas adalah menambahkan jenis berkas dalam nama berkas.
Nama dibagi dua, nama dan akhiran (ekstensi), biasanya dipisahkan dengan
karakter titik. Sistem menggunakan akhiran tersebut untuk mengindikasikan jenis
berkas dan jenis operasi yang dapat dilakukan pada berkas tersebut. Sebagai
contoh hanya berkas yang berakhiran .bat, .exe atau .com yang bisa dijalankan
(eksekusi). Program aplikasi juga menggunakan akhiran tersebut untuk mengenal
berkas yang dapat dioperasikannya. Akhiran ini dapat ditimpa atau diganti jika
diperbolehkan oleh sistem operasi.
Beberapa sistem operasi menyertakan
dukungan terhadap akhiran, tetapi beberapa menyerahkan kepada aplikasi untuk
mengatur akhiran berkas yang digunakan, sehingga
jenis dari berkas dapat menjadi
petunjuk aplikasi apa yang dapat mengoperasikannya.
Sistem UNIX tidak dapat menyediakan
dukungan untuk akhiran berkas karena
menggunakan angka ajaib yang
disimpan di depan berkas untuk mengenali jenis berkas.
Tidak semua berkas memiliki angka
ini, jadi sistem tidak bisa bergantung pada informasi
ini. Tetapi UNIX memperbolehkan
akhiran berkas tetapi hal ini tidak dipaksakan atau tergantung sistem operasi,
kebanyakan hanya untuk membantu pengguna mengenali jenis isi dari suatu berkas.
Proteksi Berkas
Ketika kita menyimpan informasi
dalam sebuah sistem komputer, ada dua hal yang harus
menjadi perhatian utama kita. Hal
tersebut adalah:
1.Reabilitas dari sebuah sistem
Maksud dari reabilitas sistem adalah
kemampuan sebuah sistem untuk melindungi informasi yangtelah disimpan agar
terhindar dari kerusakan, dalam hal ini adalah perlindungan secara fisik pada
sebuah berkas. Reabilitas sistem dapat dijaga dengan membuat cadangan dari
setiap berkas secaramanual atau pun otomatis, sesuai dengan layanan yang dari
sebuah sistem operasi.
2.Proteksi (Perlindungan) terhadap
sebuah berkas
Perlindungan terhadap berkas dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara. Pada
bagian ini, kita akan membahas
secara detil mekanisme yang diterapkan dalam
melindungi sebuah berkas.
Tipe
Akses Pada Berkas
Salah satu cara untuk melindungi
berkas dalam komputer kita adalah dengan melakukan pembatasan akses pada berkas
tersebut. Pembatasan akses yang dimaksudkan adalah kita, sebagai pemilik dari
sebuah berkas, dapat menentukan operasi apa saja yang dapat dilakukan oleh
pengguna lain terhadap berkas tersebut. Pembatasan ini berupa sebuah permission
atau pun not permitted operation, tergantung pada kebutuhan pengguna lain
terhadap berkas tersebut. Di bawah ini adalah beberapa operasi berkas yang
dapat diatur aksesnya:
1. Read: Membaca dari berkas
2. Write: Menulis berkas
3. Execute: Meload berkas kedalam
memori untuk dieksekusi.
4. Append: Menambahkan informasi
kedalam berkas di akhir berkas.
5. Delete: Menghapus berkas.
6. List: Mendaftar properti dari
sebuah berkas.
7. Rename: Mengganti nama sebuah
berkas.
8. Copy: Menduplikasikan sebuah
berkas.
9. Edit: Mengedit sebuah berkas.
Selain operasi-operasi berkas
diatas, perlindungan terhadap berkas dapat dilakukan
dengan mekanisme yang lain. Namun
setiap mekanisme memiliki kelebihan dan
Sistem Operasi
sistem.
Akses
List dan Group
Hal yang paling umum dari sistem
proteksi adalah membuat akses tergantung pada
identitas pengguna yang
bersangkutan. Implementasi dari akses ini adalah dengan membuat daftar akses
yang berisi keterangan setiap pengguna dan keterangan akses berkas dari
pengguna yang bersangkutan. Daftar akses ini akan diperiksa setiap kali seorang
pengguna meminta akses ke sebuah berkas. Jika pengguna tersebut memiliki akses
yang diminta pada berkas tersebut, maka diperbolehkan untuk mengakses berkas
tersebut. Proses ini juga berlaku untuk hal yang sebaliknya. Akses pengguna
terhadap berkas akan ditolak, dan sistem operasi akan mengeluarkan peringatan
Protection Violation.
Masalah baru yang timbul adalah
panjang dari daftar akses yang harus dibuat.
Seperti telah disebutkan, kita harus
mendaftarkan semua pengguna dalam daftar akses tersebut hanya untuk akses pada
satu berkas saja. Oleh karena itu, teknik ini
mengakibatkan 2 konsekuensi yang
tidak dapat dihindarkan:
1.
Pembuatan
daftar yang sangat panjang ini dapat menjadi pekerjaan yang sangat
melelahkan sekaligus membosankan, terutama jika jumlah
pengguna dalam sistem
tidak dapat diketahui secara pasti.
2.
Manajemen
ruang harddisk yang lebih rumit, karena ukuran sebuah direktori dapat
berubah-ubah, tidak memiliki ukuran
yang tetap.
Kedua konsekuensi diatas melahirkan
sebuah teknik daftar akses yang lebih singkat.
Teknik inimengelompokkan pengguna
berdasarkan tiga kategori:
ü Owner: User yang membuat berkas.
ü Group: Sekelompok pengguna yang
memiliki akses yang sama terhadap sebuah
berkas, atau men-share sebuah
berkas.
ü Universe: Seluruh pengguna yang
terdapat dalam sistem komputer.
ü
Dengan adanya pengelompokkan
pengguna seperti ini, maka kita hanya membutuhkan tiga
field untukmelindungi sebuah berkas.
Field ini diasosiasikan dengan 3 buah bit untuk setiap kategori. Dalam sistem
UNIX dikenal bit rwx dengan bit r untuk mengontrol akses baca, bit w sebagai
kontrol menulis dan bit x sebagai bit kontrol untuk pengeksekusian. Setiap
field
dipisahkan dengan field separator.
Kinerja
Sistem Berkas
Salah satu kesulitan dalam
membandingkan performa sistem adalah menentukan bagaimana sistem tersebut akan
digunakan. Sistem yang lebih banyak menggunakan akses sekuensial (berurutan)
akan memakai metode yang berbeda dengan sistem yang lebih sering menggunakan
akses random (acak).Untuk jenis akses apa pun, alokasi yang berdampingan hanya
memerlukan satu akses untuk mendapatkan sebuah blok disk. Karena kita dapat
menyimpan initial address dari berkas di dalam memori, maka alamat disk pada
blok ke-i dapat segera dikalkulasi dan dibaca secara langsung. Untuk alokasi
berangkai (linked list), kita juga dapat menyimpan alamat dari blok selanjutnya
ke dalam memori, lalu membacanya secara langsung. Metode ini sangat baik untuk
akses sekuensial, namun untuk akses langsung, akses menuju blok ke-ikemungkinan
membutuhkan pembacaan disk sebanyak 1 kali. Masalah ini mengindikasikan bahwa
alokasi berangkai sebaiknya tidak digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan
akses langsung. Oleh sebab itu, beberapa sistem mendukung akses langsung dengan
menggunakan alokasi berdampingan (contiguous allocation), serta akses berurutan
dengan alokasi berangkai. Untuk sistem-sistem tersebut, jenis akses harus
dideklarasikan pada saat berkas dibuat. Berkas yang dibuat untuk akses
sekuensial (berurutan) akan dirangkaikan dan tidak dapat digunakan untuk akses
langsung. Berkas yang dibuat untuk akses langsung akan berdampingan dan dapatmendukung
baik akses langsung mau pun akses berurutan, dengan mendeklarasikan jarak
maksimum. Perhatikan bahwa sistem
operasi harus mendukung struktur data dan algoritma yang sesuai untuk mendukung
kedua metode alokasi di atas. Alokasi dengan menggunakan indeks lebih rumit
lagi. Jika blok indeks telah terdapat dalam memori, akses dapat dilakukan
secara
langsung. Namun, menyimpan blok
indeks dalam memori memerlukan ruang (space) yang besar. Jika ruang memori
tidak tersedia, maka kita mungkin harus membaca blok indeks terlebih dahulu,
baru kemudian blok data yang diinginkan. Untuk indeks dua tingkat, pembacaan
dua blok indeks mungkin diperlukan. Untuk berkas yang berukuran sangatbesar,
mengakses blok di dekat akhir suatu berkas akan membutuhkan pembacaan seluruh
blok indeks agar dapat mengikuti rantai penunjuk sebelum blok data dapat
dibaca. Dengan demikian, performa alokasi dengan menggunakan indeks ditentukan
oleh: struktur indeks, ukuran berkas, dan posisi dari blok yang diinginkan.
Beberapa sistem mengkombinasikan
alokasi berdampingan dengan alokasi indeks.
Caranya adalah dengan menggunakan
alokasi berdampingan untuk berkas berukuran
kecil (3-4 blok), dan beralih secara
otomatis ke alokasi indeks jika berkas semakin
membesar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.